Jumat, 21 Agustus 2015

Cahaya Harapan

  asalamuaikum Wr. Wb

  malam ini izikan saya untuk meluapkan apa yang saya rasakan, bingung mungkin itulah yang saya rasakan sekarang. mungkin semua ini terjadi karena kelalaian saya atau memang nasib yang belum berpihak kepada saya. upaya demi upaya saya sudah lakukan namun tak jua menemui hasil.sering saya intropeksi akan diri ini yang nungkin sangat banyak kekurangan. saya hanya terus ingin menyingkap tabir gelap yang mungkin sudah membutakan pandangan saya. berbagai usaha dan cara saya lakukan guna untuk membuka pikirin ini. saya hanya manusia biasa yang mungkin mengeluh atau kata menyerah terlintas di pikiran ini, harapan mungkin itu lah yang saya bisa rasakan.

    cobaan atau musibah ? mungkin inilah yang saya sering pertanyakan dalam diri saya ini, sering diri ini berintrokpeksi apa yang mugkin yang kurang dan yang harus diperbaiki. dimalam ini saya sayangatlah butuh pertolongan dimana setiap  pertanyaan belum membuahkan sebuah jawaban. diri ini selalu berusaha sebagia mana ketetapan hamba kepada sangpencipta yang hanya bisa terus beribdah kepada NYA. harapan yang terus datang dan harapan yang selalu saya nantikanCahaya harapan itu yang mungkin selalu saya ingin temui dimana sekarang saya sangatlah menantinya. Ya tuhan berilah selalu uluran tangan Mu dekapkah hanmba agar selalu memdapatkan keberkahan mu. Hari ini yang sunyi aku telah lalui mungkin harapan yang ingin sekali menjadi kenyataan. Hanya berfikir positiflah yang selalu aku lakukan mugkin ini adalah sebuah proses untuk perjalan sebaigai manusia yang memang tak lekang dari ujian maupun cobaan. Keyakinan bahwa proses takan pernah menghianati hasil mungkin itu yang menjadi landasan dasar harapan ini terur percahaya. apa yang saya lakukan terus saya lakukan dan apa yang saya bisa kerjakan saya sekerjakan namun timbul suatu pertanyaan yang kadang muncul disetiap itu, apa kan ada yang salah atau kurang ikhlaskan saya dalam setiap pengerjaan ingga hasil tak kunjung jua menghampiri saya.

    "Ya Allah hamba tuhan yang maha agung dan tinggi derajatnya, tuhan yang tiada tuhan selain Engkau. Hamba mohon ampun dari berbagai dosa yang hamba perbuat kelalaian  dan kecerobahan yang sering hamba yang hamba lakukan. Senantiasa agar selalu rahmat dan hidayaMu selalu menyelimuti hamba mu yang lemah ini. Tiada daya upaya melaikan kekuatan dari Mu yang membuat hamba kuat dan mampu, senantiasa jagalah hati ini agar selalu suci dari kotoran dengkin,iri hati dan kufur akan nikmat yang telah Engkau berikan.Ya Allah mamba mu butuh bantuan mu sekarang mungkin selamanya, hamba selalu memanjatkan doa dan menggantukan harapan agar selalu menjadi kenyataan, yakin bahwa Engaku adalah tuhan yang maha mendengar dan maha berkehendak. selamatkan hamba dari siksa dunia maupun akhirat, Amiiin".

mohon maaf bila memang malan ini ada kata-kata saya yang mungki kurang berkenan karena saya sadar tak ada gading yang tak retak dan ada takan mutlak untuk saya untuk terus meperbaikai diri ini. dan terimaksih saya ucupkan kepada rekan yang mungkin ingin berbagi pengalaman melalui komentar.

wassalam.....

 

 

 

 


Selasa, 23 Desember 2014

belajar itu harus di biasakan


Belajar itu harus di biasakan
Mungkin semua sudah tau bahwa segala sesuatu tak mungkin terjadi dengan instan seperti air hujan yang begitu saja jatuh dari langit dan membasahi tanah, tapi mungkin semua harus butuh usaha dan kerja keras.proses demi proses mungkin tentu kita harus jalani karena untuk mendapatkan hasil yang sesuai.
satu hari dimana saya mengoprasikan computer dan saya jalankan aplikasi photo shop,saya sadar bahwa belajar itu memang harus di biasakan. tahap demi tahap saya temukan pada saat saya mengprasikan photo shop. ternya mungki kemalasan saya yang membuat semua terasa asing denagan kakunya jemari saya menjalankan tool yang ada pada photo shop.
kata menyerah selit yang sering terucap karena sulitnya mengprasiakan photo shop yang merukan aplikasi baru saya jalankan padahal sudah lama terdapat pada computer saya. kata malaslah yang mungkin pantas untuk saya sandang dengan merundukan kepala saya sadar betapa bodohnya diri ini dengan segudang kemalasan yang saya terus perurutkan.
penyesalan yang takan pernah berujung karena sedah menyia-nyiakan pasilitas yang mungkin tak pernah disertai dengan tanggung jawab kepiawa
ian  serta kelalaian. bagai gelas yang retak yang mungkin masi bisa terpakai namun kurang pantas di gunakan, itulah yang mungkin terjadi pada diri saya. persaiangan demi persaian dengan ketatnya terus terjadi disegala aspek kehidupan ini.
kebiasan buruk yang saya selalu jalankan dan membuang sejuta kemanfaatan waktu yang takan kembali walau sedetikpun.
bisa karena terpaksa mungkin itu kata yang harus saya tanamkan pada keperibadian saya dan harus tertancap kuat di hati. belajar yang harus butuh paksaan mungki mulai sekarang dan selanjutnya menjadi satu prodses mutlak agar menjadi benar-benar kebisaan dan aktifitas yang tak harus butuh pertimbangan.